Instagram dan Plan Indonesia Gaungkan Kebebasan Berekspresi di Ruang Online untuk Anak Remaja dan Kaum Muda Perempuan
Jakarta, Grameduapost.com
Pada tanggal 8 Maret lalu, Instagram berkolaborasi dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) untuk meluncurkan serangkaian inisiatif edukatif guna memberdayakan dan memperlengkapi para anak remaja dan kaum muda perempuan dengan pemahaman yang lebih baik seputar fitur-fitur keamanan yang tersedia di Instagram. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan kendali atas pengalaman online mereka.
Di tengah meningkatnya akses terhadap teknologi dan internet, penting bagi anak remaja dan kaum muda perempuan untuk mendapatkan akses secara lengkap dan setara terhadap berbagai peluang yang ditawarkan oleh media sosial dan platform-platform online, baik untuk berinteraksi dengan orang lain, menemukan minat, menjalankan bisnis, bahkan yang terpenting adalah memberikan wadah bagi mereka untuk menyuarakan opini dan mengekspresikan diri.
Namun demikian, Laporan State of the World’s Girls 2020 yang dikeluarkan oleh Plan International menemukan hal sebaliknya. Alih-alih didukung dan diberdayakan untuk mengekspresikan diri, anak remaja dan kaum muda perempuan seringkali dilecehkan, dibungkam, dan terusir dari ruang online. Di Indonesia sendiri, laporan ini mengungkap bahwa 56% responden pernah mengalami atau melihat anak remaja dan kaum muda perempuan lainnya mengalami pelecehan di media sosial. Terlebih lagi, laporan ini menunjukkan bahwa anak remaja dan kaum muda perempuan belum memanfaatkan fitur dan dukungan yang tersedia di platform-platform online secara maksimal untuk mendukung kebebasan berekspresi mereka.
“Instagram berkomitmen untuk memastikan keamanan anak remaja dan kaum muda perempuan, serta mendukung mereka dalam mengekspresikan diri di layanan kami. Kami telah bekerja sama dengan para ahli seperti Plan Indonesia dan komunitas untuk mengembangkan fitur-fitur keamanan, termasuk Batasi, Blokir, Lapor, hingga kontrol pada Komentar, Tanda (Tagging), Sebut (Mentioning), hingga Pesan (Messaging). Kami ingin memberdayakan para anak remaja dan kaum muda perempuan agar memiliki pemahaman yang lebih baik seputar fitur-fitur keamanan tersebut, sehingga mereka dapat mengendalikan pengalaman online mereka di Instagram untuk menyuarakan aspirasi, mengekspresikan diri, menyebarkan lebih banyak konten positif, bahkan mendukung isu-isu yang penting bagi mereka,” kataPhilip Chua, Kepala Kebijakan Publik Instagram Asia Pasifik.
Melalui kolaborasi Instagram dengan Plan Indonesia, dua konten edukatif telah diluncurkan dan dapat diakses melalui IGTV @planindonesia, yaitu:
- Video edukasi berjudul“Cara Membahagiakan Diri Sendiri” yang berisi tips seputar fitur yang dapat digunakan oleh anak remaja dan kaum muda perempuan ketika mereka menemukan komentar yang mengganggu di Instagram.
- Sebuah sesi Instagram Live Rooms bersama Cinta Laura Kiehl, Aktris, Penyanyi, dan Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak; serta dua orang anak muda dan aktivis perempuan, yang membahas seputar dukungan dan kesadaran terkait hak anak remaja dan kaum muda perempuan untuk mengekspresikan diri secara aman di ruang online. Sesi ini juga tersedia dalam bentuk tayangan ulang yang dapat diakses melalui linkberikut ini.
“Kami menyambut baik kolaborasi bersama Instagram ini. Sebagai bagian dari kampanye Girls Get Equal #FreetoBeOnline, pada akhir 2020 lalu Plan International telah mengeluarkan sebuah surat terbuka untuk mengajak perusahaan-perusahaan media sosial agar mengambil langkah konkret untuk memerangi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). KBGO tidak hanya menghancurkan kepercayaan diri anak dan kaum muda, tetapi membuat mereka merasa tidak aman dan nyaman untuk menjadi diri sendiri dan menyuarakan opini mereka. Bahkan, pada beberapa kasus terberat, pengalaman tersebut juga bisa berujung pada gangguan kesehatan mental. Inilah yang menyebabkan KBGO sebuah isu penting yang memerlukan perhatian dan kerja sama dari pelbagai pihak untuk segera ditangani dan diselesaikan. Melalui kolaborasi bersama Instagram, kami berharap inisiatif ini bisa menginspirasi para anak remaja dan kaum muda perempuan untuk melindungi pengalaman online mereka, menentukan konten dan komentar apa yang ingin mereka lihat, sehingga membuat mereka lebih nyaman dalam bersuara dan berbagi di Instagram,” ujarDini Widiastuti, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia.
Sementara itu, Cinta Laura Kiehl, Aktris, Penyanyi dan Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak melalui sesi Live Rooms pada tanggal 8 Maret menambahkan, “Jalan kita memang masih panjang untuk menciptakan pengertian yang tepat terhadap Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di tengah masyarakat Indonesia, termasuk tindakanbullying dan pelecehan. Aku senang sekali bisa menjadi bagian dari kolaborasi ini, berkesempatan menjelaskan lebih lanjut terkait pentingnya edukasi terhadap kaum muda tentang bahaya KBGO. Aku sangat menikmati berdiskusi masalah ini dengan dua aktivis muda Indonesia yang cerdas dan berharap sesi kami dapat menginspirasi anak remaja dan kaum perempuan muda untuk berani dan percaya diri dalam menyuarakan kekhawatiran dan mengungkapkan kebenaran mereka. Sebagai manusia kita berhak diberi kebebasan untuk mengekspresikan diri tanpa memandang jenis kelamin. Wanita itu kuat dan mampu!”
Sejak diluncurkan pada tahun 2019, fitur Batasi telah digunakan oleh lebih dari 35 juta akun Instagram secara global. Selain itu, pembaruan Instagram yang memungkinkan pengguna untuk menghapus komentar, memblokir maupun membatasi beberapa akun sekaligus tahun lalu telah digunakan oleh lebih dari 3,5 juta akun guna mengurangi interaksi negatif di Instagram mereka. Sebagaimana keamanan para pengguna merupakan prioritas, Instagram akan terus berinovasi guna menciptakan platform aman dengan interaksi positif yang dapat dinikmati oleh semua orang.
(Hotben)