KEKERASAN DI DUNIA NYATA DAN TELEVISI
Oleh: Weinata Sairin
Setiap hari televisi televisi kita
baik analog maupun digital
menayangkan berita dan cerita-cerita kekerasan dalam berbagai bentuk dari berbagai sudut negeri
bahkan dari mancanegara.
Berita atau cerita dari televisi
setiap hari masuk ke kamar-kamar kita dengan sangat bebas
bahkan merampas seluruh privasi kita tanpa sisa.
Kita yang sudah berusia uzur
terheran-heran menyaksikan tayangan seperti itu
dan cepat membandingkan
dengan realitas zaman tahun 50-60-an ketika kita semua masih gagah perkasa.
Televisi masa kini penuh sesak dengan tayangan berita
atau film, sinema elektronik dan berbagai rubrik lainnya
yang sebagian besar kontennya
tidak mampu membangun spiritualitas cerdas bernas kaum lansia.
Penayangan berita televisi memang dilematis
kecepatan penayangan bisa menularkan kasus itu ke wilayah yang lain peniruan dari apa yang ditayangkan televisi acap terjadi dalam konteks sosiologis
masyarakat kita.
Berita pembunuhan,teroris, kejahatan seksual, perkosaan ayah terhadap anak, perlawanan pemotor terhadap petugas, kdrt
setiap saat hadir dalam layar kaca
menembus ruang-ruang privacy kita.
Cerita-cerita sinetron televisi
yang berbasis imajinasi, kreativitas sebagian besar untuk mengejar rating menafikan tradisi budaya lokal yang kaya Nilai. Cerita sinetron masa kini isinya klise poligami, perselingkuhan, dendam kesumat, body guard yang disewa untuk membunuh, yang sebagian besar tidak menampilkan aspek edukatif bagi penonton.
Lembaga-lembaga pendidikan, lembaga agama,tokoh masyarakat tak boleh alergi untuk menyimak cerita-cerita sinetron
agar bisa memberikan masukan sehingga sinetron-sinetron kita
tidak hanya mengejar rating
tapi bagaimana ikut mengarahkan para penonton agar memiliki visi baru dalam menjalani kehidupan
Jakarta, 13. Oktober 2021
Weinata Sairin
100 TOKOH BANGSA BERTEMU, KOMPAK DAN BERGERAK DALAM SILATURAHMI KEBANGSAAN
100 TOKOH BANGSA BERTEMU, KOMPAK DAN BERGERAK